Budaya Asia Timur adalah budaya yang paling aku kagumi jika dibandingkan dengan budaya-budaya lainnya. Budayanya terasa sesuai dengan cara hidup dan kepribadianku. Entah karena pengaruh sugesti penampilan, dari kecil sering dianggap orang Chinese (sebenarnya aku tidak putih, namun mataku cederung sipit, jadi beberapa orang mungkin mengira aku orang Chinese)
Salah satu yang kemudian aku sering dengar adalah budaya Ikigai ala orang Jepang dengan diagramnya yang sangat terkenal itu
Aku agak tertarik dengan opini salah satu vlogger yang aku tonton, Agusleo Halim. Disitu dia mengatakan bahwa Ikigai yang diajarkan oleh Hector adalah Ikigai yang tidak sepenuhnya Jepang. itu sudah campur dengan konsep liberal dan kapitalis ala Barat.
Apa yang dunia butuhkan? memang apa yang dunia butuhkan pada diri kita? lalu bagaimana kalau kita tidak pernah menemukan apa yang dunia butuhkan dari kita? apa hidup lantas akan jadi meaningless? tidak berarti, atau bagaimana? Hal seperti ini nantinya bukan akan membawa ke ketenangan, malah memicu stress yang lebih tinggi dan tidak bisa menghasilkan kesehatan dan umur yang panjang.
Menurutnya, yang paling benar adalah konsep Ikigai seperti yang dijelaskan oleh Ken Mogi, penulis dengan darah asli Jepang. Ken Mogi mengatakan kalau Ikigai adalah kemampuan untuk menghargai dan menikmati setiap hal yang kita lakukan dan kita punya dalam hidup. Seperti makan, minum, berjalan-jalan, sebenarnya adalah Ikigai juga. jadi, mungkin saja kita memiliki setidaknya 100 ikigai setiap harinya. Jadi, konsepnya sebenarnya adalah setiap kegiatan yang kita lakukan setiap harinya adalah passion kita. jadi harus dinikmati dan dihargai.
Miskonsepsi tentang ikigai ini menurut Agusleo dijelaskan secara gamblang dalam film Disney Pixar, Soul, yang sudah aku tulis juga intisari filmnya dalam tulisanku, tiga mantra kesejukan hati. Pemain utama film soul telah memenuhi diagram Ikigai, toh dia tetap tidak bisa menjadi apa yang dia inginkan atau dia harapkan.
Poinnya adalah, saat itu sang pemain utama tidak menyadari ada banyak hal yang mestinya dia syukuri dalam hidupnya. Dari sini aku juga teringat prinsip Bapak Gita Wirjawan dalam Podcast Endgamenya, lucky itu tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia. Walaupun Joe Gardner telah memiliki Ikigai, dia tetap belum tentu bisa mencapai apa yang dia inginkan karena memang tidak semua orang bisa melakukannya, tentu bukan karena mereka lebih spesial, namun dunia memang begitu adanya.
Budaya Jepang juga dipengaruhi oleh agama Shinto, yang berarti setiap benda, setiap makhluk, setiap hal yang ada di bumi ini semuanya memiliki ruh. Ini kemudian juga menjadi salah satu konsep Ikigai. Jadi orang Jepang cederung menghormati dan menghargai setiap hal yang ada di sekitarnya. Sampai cangkir minum teh hijau yang mereka gunakan juga harus dihargai karena dia memiliki ruh yang berasal dari pembuatnya. Orang Jepang menghormati setiap hal yang ada di alam dan di sekitarnya, makanya mereka berusaha mengapresiasi, merawat dan menjalani kehidupan mereka dengan baik.
Jadi, Ikigai termasuk menghormati, menghargai dan mengapresiasi hal-hal kecil di sekitar kita sehingga kita dapat hidup dengan lebih tenang. Konsep ikigai inilah yang kurasa lebih wajib diikuti daripada konsep Ikigai dengan konsep diagram yang dikenalkan oleh Hector. Konsep yang semacam itu, menurutku daripada membuat seseorang menemukan dirinya, malah jadi terjebak dalam konsep hustle culture, dimana kita menganggap bahwa pekerjaan adalah segalanya. kita terus menyibukkan diri dalam pekerjaan karena itu adalah apa yang dunia butuhkan pada diri kita.
Hal itu tidak akan memberikan ketenangan, malah memberikan ke ambisiusan yang tidak berarti menurutku,
Kita masih punya orang-orang terdekat, kita punya hobi pribadi, kita tidak hanya harus menjadi apa yang dunia butuhkan, namun diri kita sendiri butuhkan pula. Dan semua hal itu kita butuhkan sebagai manusia. Ikigai adalah perintilan-perintilan terkecil kehidupan yang jarang kita nikmati, syukuri ataupun sadari.
Kalau mengikuti cerita Soul, seharusnya melihat awan dan bercerita dengan teman adalah salah satu Ikigai yang kita syukuri. Karena hal itu indah dan sederhana. hal yang baru kita sadari ketika kita kehilangannya.