Siapa
yang tidak kesal saat mendengar kata "kok kamu iteman?" pasti ada
perasaan direndahkan atau terhina saat kata tersebut dilontarkan. begitu
juga aku, seringkali merasa marah dengan basa-basi yang sama sekali
tidak asik itu.
Dulu, saking
bencinya dikatain item, aku jadi berusaha keras untuk memutihkan
kulitku, baik dengan bahan alami maupun bahan kimia. Lemon, jeruk nipis,
bengkoang, Hydroquinon, krim pencerah ponds, hair and lovely dan
lain-lain yang diklaim dapat membuat wajahku lebih putih, bukannya
memberikan hasil baik, wajahku malah makin bermasalah dibuatnya.
Setelah
semua usaha yang tidak membuahkan hasil itu, aku jadi bertanya-tanya
sendiri. Sebenarnya, apa yang membuat aku membenci kulit gelap? mengapa
kebencian terhadap kulit gelap ini sepertinya sudah mengakar sekali,
sampai tertanam dalam di dalam diri kita? keburukan apa yang dihasilkan
dari berkulit hitam, atau kulit gelap, sehingga kita semua mengeluarkan
effort yang besar untuk mengenyahkannya dari kehidupan kita? Setelah
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, aku berharap dapat menentukan apakah
aku akan terus membenci warna kulitku ini, atau mulai menerimanya.
Pada
akhirnya, setelah bosan mencari dan mengais-ngais di internet, aku
tidak menemukan satu keburukan apapun dari menjadi kulit hitam. kalian
bisa cari sendiri. Tidak ada alasan yang terlalu kuat untuk bisa
mengatakan bahwa kulit gelap memang sungguh pantas dibenci. Karena
beresiko membawa penyakit tertentu, atau membuat kita benar-benar
terlihat jelek. kenyataannya, semua kejelekan dari kulit gelap tidak ada
dimana-mana, hanya ada di khayalku sendiri.
Bahkan,
bukan kulit kuning kecokelatanku yang membuatku terserang masalah kulit
(Jerawat), tapi justru usahaku untuk memutihkan kulitlah yang beresiko
mendatangkan banyak resiko buat kulitku, tubuhku, dan mentalku.
Bayangkan
aja, dengan memakai bahan-bahan yang klaimnya bisa memutihkan kulit
itu, kulitku bisa saja jadi lebih cerah. Tapi lemon membuat kulitku
makin tipis yang rentan jika terkena sinar matahari. Begitupula jeruk
nipis. Waktuku juga habis untuk mengolah bahan-bahan makanan tersebut.
Memakai bahan kimia? sama buruknya buat kulitku. Hidrokuinon malah dapat
membuat semua jerawat yang terpendam muncul dengan dalih menghabiskan
jerawat yang ada di dalam. Aku pribadi tidak pernah bisa percaya dengan
obat yang katanya mengeluarkan semua jerawat dulu biar wajahku bersih.
Bagiku, yang namanya obat yaa mengurangi masalah bukannya menambah
masalah. Bukan hanya itu, masalah di tubuh kita yang tidak kita ketahui,
baru diketahui setelah berpuluh tahun nanti.
Tapi
semua itu tidak seberapa dengan satu penyakit parah yang muncul akibat
dari obsesi kulit ini. kesehatan mental. Berharap memiliki kulit putih
ketika kulit kita berwarna kuning kecokelatan itu sangat berpotensi
mendatangkan penyakit mental. Aku sendiri pernah mengalaminya, dimana
aku merasa sangat tidak percaya diri hanya karena kulitku tidak putih.
Sebenarnya itu sungguhlah perasaan yang aneh dan tidak perlu, mengingat
masih banyak hal lain yang lebih patut dipikirkan ketimbang memikirkan
cara memutihkan kulitku. Aku jadi selalu parno kalau keluar rumah, pakai
ini-itu buat mencegah kulitku menggelap. Habis uang untuk membeli
krim-krim pencerah. merasa insecure kalau kena sinar matahari, dan
ketakutan-ketakutan tidak beralasan lain yang sangat annoying kalau
diingat-ingat lagi. itu semua terjadi dari SMP sampai SMA.
Merubah
pola pikirku untuk kemudian menganggap kulit gelap tidaklah jelek juga
sebenarnya bukan perkara gampang. Awalnya sangat sulit. bagaimanapun aku
mencoba meyakinkan diriku kalau aku tidak perlu berkulit putih, kalau
orang-orang dengan kulit gelap itu juga cantik, aku tetap tidak bisa
mengubah sudut pandangku. Itu memakan waktu yang sangat lama sampai
akhirnya aku menemukan formula sendiri untuk diriku agar bisa tetap
menghargai kulit gelap ini.
Melihat Publik Figur Berkulit Gelap
Aku
mencari-cari artis berkulit gelap, sebagai bukti kalau ada juga orang
berkulit gelap yang terlihat cantik. Ini usaha yang paling membuahkan
hasil. Aku menemukan Zendaya, Naomi Scott, Deepika Padukone dan Kelsey
Meritt. Dengan melihat mereka, aku sadar, kecantikan memang bisa muncul
dari warna kulit apa saja. Jujur saja, melihat publik figur dengan warna
kulit gelap ampuh sekali untuk menaikkan kepercayaan diriku. Dari
merekalah kemudian aku mulai bisa mengubah pola pikirku dan mencintai
warna kulitku sendiri.
Kurangi Menonton Hal yang Mempromosikan Kecantikan dari Kulit Putih
percaya
tidak percaya, hal ini juga berpengaruh besar dalam perubahan pola
pikirku. Waktu SMP dulu, aku sangat terobsesi dengan Drama Korea. Semua
orang di dunia ini tahu, kalau orang korea sangat memuja kulit putih,
dan semua orangnya pun berkulit putih. Dulu ini sangat berpengaruh ke
pola pikirku. Berkat obsesi itu, aku jadi spontan berpikir kalau aku
jelek. Kalau Kulit yang cantik itu ya seperti pemain drama korea. yang
bening, putih natural begitu. Belakangan, aku sudah tidak sebegitunya
lagi nonton Drama Korea. Maka pola pikirku tentang cantiknya kulit putih
juga mulai hilang. Aku tidak lagi insecure dengan warna kulit. Untuk
menyeimbangkan, aku menonton film-film dari berbagai negara, yang
otomatis menampilkan warna kulit yang berbeda-beda. Dari sanalah aku
mempelajari kalau kecantikan itu datang dari berbagai warna kulit, bukan
hanya warna putih. aku pun mulai menyukai warna kulitku sendiri, sejak
saat aku memutuskan tidak terlalu berkiblat kepada satu negara lagi
untuk mendefinisikan kecantikan.
Menyadari Kalau Kecantikan Bukan Datang Dengan Kulit yang Putih, Tapi Tubuh dan Mental yang Sehat
Hal
ini yang paling penting yang harus ditekankan kepada diri kita
masing-masing. Permasalahannya bukan pada warna kulit, tapi seberapa
sehat tubuh dan mental kita. Aku banyak sekali melihat orang yang
biasa-biasa saja, tapi terlihat sangat menarik, dan aku yakin itu karena
mental dan tubuhnya yang sehat. Olahraga dengan teratur, makan-makanan
sehat, minum air putih secukupnya, mungkin adalah nasehat-nasehat
standar yang selalu kalian dengar dimanapun dan kapanpun, tapi itu
memang benar-benar berpengaruh ke kecantikan kita. Berusaha untuk
menghilangkan segala penyakit mental yang ada di dalam diri kita,
termasuk perkara warna kulit ini. biasakan untuk berpikir kalau semua
warna kulit memiliki kecantikannya masing-masing. hal-hal sederhana ini,
dapat berikan efek positif yang kuat pada mental dan tubuh kita, dan
dengan tubuh yang sehat serta mental yang sehat pula, akan memberikan
efek positif pada kepercayaan diri. Lalu secara otomatis, orang-orang
yang percaya diri akan terlihat lebih menarik. Dengan begini,
pikiran-pikiran ini, pikiran bahwa kecantikan datang dengan kulit yang
putih pun bisa hilang perlahan.
Adapun perjalananku dalam mencari definisi kecantikan yang sebenarnya sudah aku tulis dalam artikelku yang berjudul Aku Mencari Definisi Kecantikan
Memulai untuk meyakinkan diri jika kulit gelap tidaklah jelek
Aku
berulang-ulang menyugesti diriku agar tidak membeda-bedakan warna
kulit. Awalnya aku merasa seperti munafik, karena aku mengatakan bahwa
seorang berkulit gelap cantik, padahal di pikiranku sebaliknya. tapi
belakangan ini, aku sudah tidak merasa kesulitan lagi untuk memikirkan
itu. pujianku terhadap orang berkulit gelap juga jadi lebih tulus. Aku
amat senang dengan perubahan pola pikirku ini.
Self Love
Ini
juga poin yang sangat penting. mudah dikatakan, sulit dilakukan.
Mungkin memakan waktu lama, tapi percayalah, Self Love mengurangi banyak
masalah di kehidupan kita, termasuk soal pola pikir rasis ini. dengan
kecintaan diri kita sendiri, kita belajar menerima diri kita, warna
kulit yang kita miliki, sehingga kita tidak lagi membandingkan dengan
orang lain. dengan tidak lagi membanding-bandingkan diri kita, akan
menyelamatkan kita pula dari kebencian terhadap warna kulit gelap.
Cara-cara
diataslah yang di pengalamanku sangat ampuh untuk mengubah pola pikirku
tentang masalah kulit ini. Aku sadar, sebenarnya perang melawan
kebencian terhadap warna kulit ini masih berlangsung di dalam diriku,
dan di dalam masyarakat. aku sadar pula kalau mengubah pola pikir
masyarakat itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi akupun
yakin kalau ini sama sekali bukan hal yang sia-sia, dan hal ini harus
dimulai dari sekarang, dan dari diri kita sendiri. Mungkin butuh
bertahun-tahun, bisa pula tidak ngefek, tidak berhasil di diri sendiri.
Tapi usaha-usaha yang kita lakukan ini, bisa jadi nantinya dapat menular
ke orang terdekat. atau orang yang nanti akan kita didik, generasi masa
mendatang. satu orang saja yang terpengaruh dapat membuat perbedaan
yang amat berarti. siapa tahu, satu orang tadi nantinya dapat
memengaruhi satu orang lagi. Bisa pula diterapkan pada pola asuh
terhadap anakku kelak. Pola pikir ini dapat membantu dia untuk
mengenyahkan satu pola pikir yang tidak bermanfaat, sehingga dia
mempunyai lebih banyak ruang di dalam pikirannya untuk memikirkan
hal-hal yang lebih bermanfaat ketimbang benci terhadap kulitnya sendiri.
Jadi, yuk mulai untuk melawan pola pikir rasis ini.
Salam
30 comments
Love by yourself. Mencintai diri sendiri itu penting, agar kita bisa menerima diri dengan segala kondisinya. Be comfort by yourself, right? ^^
ReplyDeleteiyupp bener sekali mbaaa :D
DeleteBersyukur dengan apa yang Tuhan berikan.
ReplyDeleteSaya sendiri dari 2 bersaduara adik dan kakak, semua berbeda.
Kakak kulit sawo matang, saya kuning langsat, adek ga hitam ga kuning ga tau apa sebutannya.
Kalau ingin bebas jerawat yang penting kita menjaga kebersihan.
iyaa bener banget mba, yang terpenting itu rapih dan bersih ya. udah pasti enak dilihat.
DeleteIni gegara framing dari media sih ya yang membuat kita jadi punya mindset bahwa cantik itu harus putih, langsing, tinggi. Padahal kita cantik itu dari inner beauty juga loh, banyak kok orang yang gak perfect kaya di iklan or TV tapi mereka tetap menarik. Love ourself intinya sih.
ReplyDeleteiyaa, inner beauty itu yang penting banget, mau diluarnya sesuai dengan standar kecantikan pun, kalau inner beautynya gada, ya ga bakalan keluar juga cantiknya.
Deleteaku gak suka sama orang-orang yang body shaming atau rasis. Entah kebiasaan atau pola pikir yang berkembang dilingkungannya, atau kekurangan akan kesadaran mencintai ciptaan Tuhan apa adanya.
ReplyDeletesaya jugaa, sayangnya secara tidak langsung, dulu saya punya mindset rasis. baru belakangaan ini saya coba merombak ulang semuaa pola pikir saya supaya saya bisa jadi orang yang lebih baik :D
DeleteKalo kata Mamak Meira Anastasia (istri Ernest, penulis buku Imperfect): ubah insekyur jadi bersyukur, imperfect menjadi i'm perfect. Hehehe. Saya pun berkulit cokelat kehitaman kok mba. Sekarang aja rada putihan karena udah berhijab dan jarang banget motoran. Kalo dulu mah, jangan ditanya. Hihihi. Cintai diri sendiri ya mba, itu hikmahnya.
ReplyDeleteiyaaa cintai diri sendiri, dan hilangkan mindset kalau hittam itu jelek, minimal jangan sampai anak kita punya mindset yang begitu juga. jadi dia bisa mikirin hal yang lebih bermanfaat yaaa. :D
DeleteSekarang tiap ketemu orang - orang saya selalu jadi sasaran, Gendutan ya sekarang. Duh sedih tapi ya gimana lagi saya susah ngendaliin omongan cablak orang, cuman bisa manyun aja sambil kesal,
ReplyDeleteini juga salah satu yang sering dikeluhkan orang yah, mba. yaa begitulah, mindset kita masih harus banyak yang diperbaiki lagi..
DeleteAku terlahir paling hitam diantara 5 saudara perempuanku. Aku bungsu. Dan dulu temen, sodara..semua sering ngebully, item dll
ReplyDeleteSampai kuliah masih gitu dan bikin kezel. Terus pas kerja, mulai kena ruang berAC, jarang panas-panasan , jadi terang. Sekarang , jadi IRT keluar kalau ada keperluan, makin terang dah kwkwkw
Bersyukur dengan yang kita punya karena kadang kita lupa kelebihan kita apa jika terus-terusan melihat kurangnya
iyaa, dan mindsetnyaa juga sih, untuk ngga mengglorifikasi warna kulit tertentu. setidak-tidaknya dari diri kitaa sendiri, kalau misalnya diri kita aja udah menganggap kulit gelap itu jelek, yaa ga bakal bisa bersyukur jugaa...
DeleteSetuju banget, semua berasal dari persepsi yang dibuat terus menerus
ReplyDeletePadahal berapa persen sih rakyat Indonesia yang kulitnya putih
iyaa, intinya mulai dari mindset kita sendiri..
DeleteAlhamdulillah akhirnya bisa menyadari serta mensyukuri semua yang telah digariskan Tuhan kepada kita ya Mbak.
ReplyDeleteCantik yg sebenarnya memang dari dalam hati. Dengan banyak bersyukur akan semakin tampil cantik diri kita ini
iyaap benar sekali, bersyukur adalah kunci, :D
DeleteMmm ... Apa ya bagian dari diriku yang dulu pernah nggak aku suka? Oiya, hidung. Ibuku cantik, berhidung mancung, kakak-kakak pun begitu. Aku, sudahlah hidungnya paling pesek, suka dicela pula. Jadinya sebal sama hidung sendiri. Tapi itu lagi-lagi karena pengaruh orang lain, ya. See, betapa besar pengaruh kalimat orang lain terhadap diri kita. Beranjak dewasa, hilang dengan sendirinya sih rasa sebal itu. Bagian dari diri yang istimewa, jauh lebih banyak.
ReplyDeleteiyaa, setiap dari kita punya keistimewaannya masing-masing. cuma seringkali yang disoroti yang jeleknya aja. saya lagi belajar buat menahan bicara saya juga supaya ngga menyakiti hati orang lain..
DeleteSedih pasti ada ya, cuma ya udah abaikan aja. Tapi bisa diolah mindsetnya jadi anggap aja itu sebagai suatu perhatian, meski memang susah, seperti orang tanya kapan nikah 😌
ReplyDeleteDan untuk temannya memang seharusnya nggak perlu dilafazkan sih, demi jaga perasaan.
bener ya mba, positif thingking aja kalau itu bentuk perhatiannya dia haha. sekarang saya juga sedang berusaha membangun mindset yang begitu. dan juga lebih menjaga bicara saya ssendirisupaya tidak menyakiti hati orang lain..
DeleteSedih ya Mbak dikatai seperti itu. Aku pernah ngalamin dengan hinaan senada juga. Bedanya saya dikomentari bagian wajah yang katanya tak cantik.
ReplyDeleteSelf love itu butuh proses, bisa lebih panjang waktunya jika sebelum kita memulai saja sudah ada yang menjatuhkan.
Semangat Kakak.
iyaa. semangat jugaa yaa kak. kita semua berproses. selama ada niat dan kesungguhan, pasti bisaa :D
DeleteAnak kedua saya tuh dari lahir emang berkulit gelap. Gemesnya adaaaa aja yang pas nengokin tuh singgung-singgung si adek sekadar bilang "eh yang ini item ya?", "hihihi..laki sekali kulitnya", atau kalau pas ketemu sekarang dikomentarin lagi karena sekarang dia gak segelap dlu yaa..seiring usia mungkin, dikomen gini "eh, sekarang agak putih ya? ingat banget waktu lahir dulu itemnya..."
ReplyDeleteAstageee...rese bener orang-orang itu wkwkwk.
Untung saya lagi males komentarin. Yang penting bahagia aja sama si kecil.
iyaa, ngga terlalu penting warna kulit itu gimana. terus terang saya juga masih berjuang menghilangkan pola pikir kaya gitu sampai ke akar-akarnya di dalam diri saya juga. Semoga kita bisa menilai orang tidak lagi hanya berdasarkan warna kulit yah..
DeleteSedih banget emang mbak kalau dikata-katain orang lain.Dan kalau aku paling males dibilang : "kok kamu tambah gendut sih!" Asli emang mencintai dan menerima diri sendiri itu penting supaya bisa bodo amat dengan penilaian orang lain.Karena cantik itu bukan soal kulit ataupun bentuk tubuh. Lagipula kalau semua orang bentuk dan warna kulitnya sama kan bosen juga liatnya.
ReplyDeleteiyaap bener bangeet mba, kalau udah menerima diri sendiri, mungkin kita bakal tetep ngga nyaman kalau dikatain, tapi setidaknya perasaan itu lebih cepet hilangnya karena kita udah punya tameng yg kurang di dalam diri kitaa..
Deletenah bener banget kak.. kita ini terlalu berkiblat pada kecantikan yang standartnya kulit putih.. padahal kulit gelap pun keren.. apalagi kalo bersih dan mengkilat.
ReplyDeleteiyaa bener banget, harusnya daripada kita memuji kulit yang putih, mendingan mencari cara supaya kulit kita tetep sehat...
Delete